"Selamat datang wahai pencari ilmu! Sungguh pencari ilmu dinaungi malaikat dengan sayap-sayapnya, kemudian mereka bertumpuk satu di atas yang lainnya sampai mencapai langit dunia karena kecintaan mereka kepada upayanya menuntut ilmu”
(HR Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, Hakim dan Ibnu Majah)
Liqo’ dalam bahasa Arab berarti Pertemuan. Menurut istilah Liqo’ berarti pertemuan yang didalamnya secara garis besar diisi dengan aktivitas pengajian dan mendengarkan tausiyah atau nasihat dalam rangka menambah keimanan. Umumnya, kita bisa menemukan kegiatan Liqo’ ini di masjid dengan duduk membentuk “lingkaran” lesehan semacam kelompok diskusi. Karena membentuk lingkaran inilah, Liqo’ kadang juga disebut sebagai “Halaqah” yang artinya Lingkaran. Liqo’ juga biasa disebut sebagai mentoring. Umumnya istilah mentoring lebih melekat pada kegiatan Liqo’ di tingkat SMP/SMA dan kadang juga di level perguruan tinggi yang difasilitasi oleh Lembaga dakwah setempat –mentoring juga diartikan sebagai tahap awal dari Liqo’ atau disebut fase Perkenalan. Ya intinya, serupa kajian islami, tapi pesertanya gak seramai kajian islami umum, maksimal 12-15 orang dan diadakan tiap minggu (pekan). Sekarang ini aktivitas Liqo’ gak hanya dilangsungkan di masjid, Kawan, namun juga di rumah-rumah sebagai wujud silaturahim antar peserta.
Dalam sebuah kelompok Liqo’ terdapat seorang murabbi. Murabbi adalah orang yang memimpin jalannya halaqah (pengajian kelompok, mentoring, usroh, ta’lim, dan sejenisnya). Di beberapa kalangan aktivis dakwah, murabbi juga disebut dengan ustadz, mentor, pembina, naqib, mas’ul dan qiyadah. Apapun istilahnya, murabbi berperan strategis untuk menumbuhkan kader-kader dakwah yang berkualitas. Hal ini sudah dibuktikan oleh berbagai kelompok pergerakan Islam (harakah) di seluruh dunia. Disinilah jejak-jejak petualanganku dimulai, bertemu dengan orang-orang yang luar biasa mendamba syurga-Nya, yang tak akan lelah kusyukuri sampai kapan pun.
Banyak hal positif yang saya dapat selama mentoring atau Liqo’ ini.
Berteman dengan kualitas pertemanan yang baik, jadi gak cuma asal ‘punya temen banyak’
Ya, dulunya sih saya orang pemalu, Dan tentu itu bukanlah hal mudah menyamankan diri dengan orang-orang baru, maka beradanya aku dalam kelompok kecil ini sangat membantuku dalam menjalin pertemanan, karena kelompok ini cenderung akan terikat terus-menerus bahkan walaupun kami telah lulus sekalipun. Jadi aku punya banyak waktu untuk memahami mereka -maksudku kami bisa lebih saling memahami satu sama lain. Aku sendiri selalu berusaha bagaimana dapat sedalam dan seikhlas mungkin untuk mencintai mereka sama seperti aku mencintai diriku sendiri.
Membentuk Pribadi yang Lebih Baik
Terdengar klise memang, tapi inilah kenyataannya. Barangkali cakupan kata lebih baik ini begitu luas, namun lebih baik disini khususnya untuk diriku pribadi adalah menjadikan aku seseorang yang lebih agamis dan memahami makna mengapa aku ini harus hidup. Dengan memahami jati diri kita sebagai hamba Allah, maka kita akan paham makna hakiki arti kehidupan ini. Bahwa bagaimana kita berbuat baik dengan sesama, bagaimanakah makna sebuah amalan perbuatan, bagaimana kita memperbaiki diri dari hari ke hari, intinya menjadikan kita lebih peka dan ringan untuk berintrospeksi diri.
Hidup Makin Terarah
Kita hidup tidak hanya untuk di dunia, karena alam akhirat telah dipersiapkan untuk kita semua. Terkadang terlalu banyak memikirkan dunia kita lupa bahwa tujuan hidup di dunia adalah mencari bekal untuk menuju alam yang telah menunggu kita yakni alam akhirat. Demikianlah yang tak jarang aku rasakan, niatku ternyata banyak yang bengkok-bengkok saat menempuh perjalanan ini. Di mentoring inilah aku dapat kembali meluruskan segala niat, dengan perbekalan nasihat, kontrol dan penverahan-pencerahan yang kudapatkan setiap pekan. Saat aku merasa begitu sulit, mentoring mampu membangkitkan semangat dan menegakkan aku lagi. Sehingga jalan untuk mencapai tujuan kita akan lebih terarah berkat adanya rambu-rambu nasihat dan kontrol tadi.
Mendapatkan Wawasan Keislaman
Kawan tahu gak apa penyebab doa kita bisa diijabah Allah? Atau tahu gak manfaat beristigfar? Atau bagaimanakah kisah sahabat Rasulullah yang begitu cinta dengan Rasul? Jawabannya mungkin ada yang tahu dan sebagian lain tidak tahu. Bisa jadi tahu karena sering membaca artikel-artikel islami, dan bisa jadi tidak tahu karena tidak pernah mengakses informasi tantang hal demikian itu. Nah melalui mentoring kita bisa tahu informasi dari beberapa contoh topik yang kusebutkan di atas karena kita akan mendapatkan penjelasan tentang informasi tersebut, kalau kita mendapat penjelasan dari orang yang lebih tahu dari kita bukankah itu menjadi bonus dibandingkan hanya membaca sekilas sendirian. Tentu dengan begitu wawasan tentang keislaman akan meningkat bukan? Dan tahu dong impac dari pengetahuan tadi kalau kita amalkan? Bukankah itu sangat mengasyikkan, kawan? Hehe.
Mendapatkan Pahala
Sudah pasti kita akan mendapatkan pahala. Kita hadir di sebuah majelis ilmu, di majelis yang dibacakan ayat Al-Quran, kita berbicara yang baik-baik atau bermanfaat, kita bersilaturahmi -bukankah bersilatuhrahmi dapat menggugurkan dosa-dosa kita, dan semuanya diniatkan demi mendapat ridho Allah swt. Ditambah Allah akan menyebut nama-nama kita di hadapan malaikat atas kebanggan Allah pada kita yang bermajelis karena-Nya. Masya Allah bukan?
Jadi Muslim yang Up to Date
Setiap pekan kita menyimak berita dari penjuru dunia yang disampaikan oleh teman-teman kita. Kalau misalnya kita hanya mengetahui informasi terkini di dalam negeri, kawan kita akan menambah pengetahuan kita soal kejadian terkini yang tengah terjadi di belahan dunia lain, dan begitu juga yang lain-lainnya. Setelah tahu informasi tersebut kita membahasnya dan bisa mendapatkan hikmah.
Bisa Jadi Tempat Curhat
Kawan, ketahuilah, dengan bermentoring kita bisa mencurahkan isi hati kita kepada mereka, curhat dan berbagi masalah mampu meringankan beban yang terpikul oleh kita, dan yang paling penting mereka yang ada di majelis ini adalah orang-orang yang bisa dipercaya, mereka akan menyimpan permasalahn kita serta menberikan solusi yang terbaik untuk kita semampu mereka. Huuu, asyikkan?
Itulah kira-kira sebagian kecil manfaat mentoring yang dapat kuceritakan padamu, Kawan. Aku berterimakasih sekali kepada kakak-kakak mentorku, kepada para alumni, dan tentunya saudari-saudari seperjuangan di Rohis khususnya di liqok. Insyaallah mencintai kalian karena Allah. Ya, aku juga mau minta maaf, hikss, karena saya pribadi masih banyak salah dan khilaf baik yang disengaja atau tidak sengaja.
Tak lupa untukmu yang telah membaca cerita ini, sungguh selalu kusemogakan yang kutulis ini dapat menjadi manfaat bagi yang membaca. Meskipun asalnya tulisan ini hanya sekedar celoteh isian hati, ada atau tidaknya yang membaca tulisan ini yang terpenting adalah aku telah menulisnya, tapi aku akan lebihi bahagia saat ini menjadi amalan untuk orang lain.
Well, tunggu apa lagi? Ayo mentoring!! Kawan, Allah selalu mudahkan mereka yang ingin menuntut ilmu.
“Tidak ada nikmat kebaikan yang Allah berikan setelah Islam, selain saudara yang shalih. Maka, jika salah seorang kalian merasakan kecintaan dari saudaranya, peganglah kuat-kuat persaudaraan dengannya.”
(Umar bin Khattab ra.)
“Apabila kalian berjalan melewati taman-taman Surga, perbanyaklah berdzikir.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman Surga itu?” Rasul menjawab, “Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu).”
Komentar
Posting Komentar